Kalibrasi Adalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kalibrasi diartikan sebagai tanda-tanda yang menyatakan pembagian skala. Hal ini selaras dalam penjelasan modul Balai Kalibrasi Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu Kementerian Perdagangan.
Modul tersebut menjelaskan kalibrasi adalah kegiatan menetapkan hubungan antara nilai besaran beserta ketidakpastian pengukuran yang diberikan oleh standar pengukuran.
Kemudian menggunakan informasi tersebut untuk menentukan hubungan dari hasil pengukuran.
Singkatnya, kalibrasi adalah proses yang bertujuan untuk menentukan nilai yang terkait dengan suatu peralatan atau sistem.
Caranya dengan membandingkan pada standar yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan dalam pengukuran atau pengolahan data.
Kalibrasi juga dapat digunakan untuk menentukan bagaimana suatu peralatan atau sistem akan bereaksi terhadap beban yang diberikan. Kalibrasi dapat mengukur tingkat keandalan suatu peralatan atau sistem.
Proses kalibrasi biasanya dilakukan dengan menggunakan standar yang telah dikalibrasi dengan baik, seperti standar massa atau standar suhu.
Kalibrasi merupakan bagian penting dari proses pengendalian mutu dan keamanan dalam industri.
Banyak industri memerlukan kalibrasi rutin untuk memastikan bahwa peralatan dan sistem yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Tujuan dan Manfaat Kalibrasi
Tujuan dari proses kalibrasi adalah untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem yang digunakan dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.
Ini bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut dapat digunakan dengan aman dan efektif, serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Manfaat dari proses kalibrasi antara lain:
Untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.
Untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut tidak akan menimbulkan risiko kecelakaan atau kerusakan karena tidak berfungsi dengan benar.
Untuk mencegah kegagalan peralatan atau sistem yang disebabkan oleh kesalahan pengukuran atau kesalahan pengolahan data.
Dapat membantu meningkatkan produktivitas dengan memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut dapat bekerja dengan efisien dan akurat.
Untuk memenuhi persyaratan regulasi yang telah ditetapkan. Misalnya membantu perusahaan memenuhi persyaratan standar industri yang ditetapkan oleh organisasi seperti ISO (International Organization for Standardization).
Mengkonfirmasi besarnya pergeseran dari nilai standar atau alat ukur yang dapat menimbulkan keraguan terhadap hasil yang diperoleh seiring dengan berjalannya waktu.
Mengkonfirmasi ketidakpastian yang dapat dicapai oleh standar atau alat ukur.
Meningkatkan kepercayaan terhadap taksiran penyimpangan antara nilai acuan dan nilai standar yang ditunjukkan oleh alat ukur
Meningkatkan kepercayaan terhadap ketidakpastian pengukuran dari penyimpangan nilai acuan pada saat alat ukur atau standar tersebut digunakan.
Jenis Kalibrasi
Ada beberapa jenis kalibrasi yang dapat dilakukan, tergantung pada tipe peralatan atau sistem yang akan dikalibrasi.
Dilansir dari laman Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo, beberapa jenis kalibrasi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kalibrasi Suhu
Proses kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu termometer atau alat pengukur suhu lainnya, dengan cara membandingkannya dengan standar suhu yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Kalibrasi suhu dapat dilakukan dalam lingkungan yang terkendali. Kalibrasi suhu hanya dapat dilakukan dengan membandingkan standar yang diketahui, dalam lingkungan suhu yang stabil dengan probe yang diuji.
2. Kalibrasi Pipet
Untuk laboratorium pengujian yang sering menggunakan alat ukur ini, kalibrasi pipet sangat penting dalam hasil pemipetan yang akurat dan presisi.
Semua jenis pipet yang digunakan di laboratorium antara lain pipet manual saluran tunggal, multi saluran, dan pipet elektronik harus mengikuti beberapa aspek proses kalibrasi dan prosedurnya.
Tujuan utama kalibrasi pipet adalah untuk memastikan bahwa pengukuran dapat dilakukan dengan akurasi yang diinginkan.
3. Kalibrasi Tekanan
Proses kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu manometer atau alat pengukur tekanan lainnya, dengan cara membandingkannya dengan standar tekanan yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Kalibrasi tekanan memiliki fungsi utama di berbagai industri. Misalnya terhadap alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas dan hidrolik.
Selain untuk memantau kinerja, kalibrasi juga bertujuan untuk memastikan keselamatan pada saat proses kerja.
4. Kalibrasi Listrik
Kalibrasi listrik mengacu pada proses verifikasi kinerja instrumen apa pun yang mengukur atau menguji parameter listrik seperti: tegangan, arus, resistansi, induktansi, kapasitansi, waktu dan frekuensi.
Kalibrasi listrik memerlukan penggunaan perangkat atau kalibrator presisi yang mengevaluasi kinerja properti utama untuk perangkat lain yang disebut unit yang diuji (UUT).
5. Kalibrasi Aliran
Pengukur kalibrasi aliran (atau sensor aliran) adalah alat uji yang digunakan untuk mengukur laju aliran linier, nonlinier, massa, atau volumetrik dari cairan atau gas.
Laju aliran mengacu pada kecepatan dimana proses cairan bergerak melalui pipa, lubang, atau kapal pada waktu tertentu.
6. Kalibrasi Elektronik
Proses kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu peralatan elektronik, dengan cara membandingkannya dengan standar elektronik yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Pengukuran dapat dilakukan dengan alat yang relatif sederhana untuk mencatat perubahan dimensi suatu benda karena kerusakan atau keausan selama penggunaan.
Kalibrasi mekanis sangat dibutuhkan untuk penggunaan reguler, kejutan mekanis, dan paparan terhadap berbagai kondisi atmosfer dan lingkungan.
Selain jenis kalibrasi di atas, terdapat juga beberapa jenis kalibrasi lain yang dapat dilakukan, seperti kalibrasi level, kalibrasi suara, kalibrasi pH, dan lain-lain.
Prosedur Kalibrasi
Prosedur kalibrasi biasanya terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Persiapan
Tahap ini meliputi pemilihan peralatan atau sistem yang akan dikalibrasi, pemilihan standar yang akan digunakan, dan persiapan peralatan atau sistem untuk proses kalibrasi.
2. Pengukuran
Tahap ini meliputi pengukuran nilai yang dihasilkan oleh peralatan atau sistem yang akan dikalibrasi, dengan cara membandingkannya dengan standar yang telah ditentukan.
3. Analisis
Tahap ini meliputi analisis hasil pengukuran untuk menentukan apakah peralatan atau sistem tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
4. Laporan
Tahap ini meliputi penyusunan laporan hasil kalibrasi yang mencakup informasi tentang peralatan atau sistem yang dikalibrasi, standar yang digunakan, hasil pengukuran, dan rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan.
5. Tindak lanjut
Tahap ini meliputi tindak lanjut yang diperlukan berdasarkan hasil analisis dan rekomendasi yang tercantum dalam laporan kalibrasi.
Tindak lanjut ini bisa berupa perbaikan atau penggantian peralatan atau sistem yang tidak memenuhi persyaratan, atau pemberian label atau sertifikat kalibrasi kepada peralatan atau sistem yang memenuhi persyaratan.
Prosedur kalibrasi biasanya dilakukan oleh seorang teknisi kalibrasi yang terlatih dan memiliki keahlian dalam menggunakan peralatan kalibrasi yang tepat sesuai dengan tipe peralatan atau sistem yang akan dikalibrasi.
Proses kalibrasi juga harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan hasil kalibrasi harus dicatat dengan baik untuk digunakan sebagai referensi di masa yang akan datang.
Contoh Kalibrasi
Berikut adalah beberapa contoh kalibrasi yang umum dilakukan:
1. Termometer
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu termometer, dengan cara membandingkannya dengan standar suhu yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Contoh standar suhu yang sering digunakan adalah air es dan air mendidih.
2. Timbangan
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu timbangan, dengan cara membandingkannya dengan standar massa yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Contoh standar massa yang sering digunakan adalah kilogram, gram, dan ons.
3. Manometer
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu manometer, dengan cara membandingkannya dengan standar tekanan yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Contoh standar tekanan yang sering digunakan adalah atmosfer, bar, dan pascal.
4. Alat Pengukur Debit
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu alat pengukur debit, dengan cara membandingkannya dengan standar flow rate yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Contoh standar flow rate yang sering digunakan adalah liter per menit atau meter kubik per detik.
5. Alat Pengukur Tinggi
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait dengan suatu alat pengukur tingkat, dengan cara membandingkannya dengan standar tingkat yang diketahui keakuratan dan keandalannya.
Contoh standar tingkat yang sering digunakan adalah centimeter, meter, atau kaki.
sumber: https://www.detik.com/bali/berita/d-6485817/kalibrasi-adalah-tujuan-jenis-prosedur-dan-contohnya.